Name

Email *

Message *

Bolos Kuliah dihari menjelang UTS (Curug Cikaracak)

Apa yang anda pikirkan ketika hanya beberapa hari lagi anda akan melaksanakan ujian di sekolah?
Sebagian mereka ada yang belajar siang dan malam, mengurangi porsi main, ada yang makin rajin olahraga agar kesehatan terjaga, ada juga yang cuek-cuek saja, sampai saat ujian malah telat masuk kelas hehehe.
Bagi saya ujian adalah sebuah perayaan terhadap diri sendiri, dan bagaimana cara kita merayakannya?, itu tergantung pribadi masing-masing, banyak orang was-was kala menghadapi ujian, dengan berbagai cara mereka mempersiapkan diri, dari cara yang paling lumrah dengan belajar semalam suntuk, sampai ada yang pergi ke makam sesepuh agar bisa mendadak cerdas hahaha.

Hari Sabtu 9, april 2016 adalah hari terakhir belajar mengajar di kampus saya, karena hari seninnya sudah mulai UTS, hari itu juga adalah hari paling sibuk bagi petugas administrasi kampus, sebab antrian pelunasan bayar spp semester genap cukup panjang. Saya pernah mengalami jadi anggota antrian tersebut pada semester lalu, dan saya benar-benar kapok hehehe, maka saya lunasi spp dua minggu sebelumnya jadi gak perlu ngantri panjang-panjang, sebetulnya pelunasan bisa dengan transfer ke rekening bank, tetapi tetap saja saya harus menyerahkan struk pembayaran dan mengambil berkas pelunasan ke kantor bagian administrasi, jadi tidak efektif, saya kira itu adalah sedikit kritik saya untuk kampus tercintah hahaha.

Di hari tenang menjelang UTS saya mengambil inisiatif untuk mengisi hari itu dengan hal yang kira-kira menyenangkan, karena seperti sebelumnya, biasanya Dosen masuk hanya memberi sedikit materi dan kisi-kisi untuk bekal mahasiswa di UTS nanti. Saya adalah mahasiswa yang rajin, dan hari ini adalah hari pertama kali saya bolos, saya tidak pernah tidak masuk kuliah sebelumnya, walaupun sedang sakit, atau ada keperluan lain, saya tetap memaksakan diri untuk masuk kuliah.
Di hari Jum'at saya memprofokasi beberapa teman untuk bolos kuliah, saya mengajukan ide bagaimana kalau kalau hari sabtu di isi saja dengan acara berwisata, tetapi dari sekian banyak teman sekelas saya, hanya tiga orang yang terprofokasi, mereka adalah Dani, Feri dan Rendra, mereka bertiga setuju agar seiman dengan saya di esok hari, yaitu bolos!

Pagi itu saya sangat bersemangat, saya datang ke kampus paling awal untuk berkumpul sebelum berangkat berwisata, saya menunggu teman-teman di DPR sambil makan roti keju sebagai sarapan pagi itu. Tepat pukul 08:30 WIB Dani dan Rendra datang, tetapi Feri belum juga datang, saya pun coba mengontaknya, dan ternyata Feri terjebak macet, hmm semua orang tau, jika kita menuju ke Ciawi dari arah jakarta dihari sabtu diatas jam delapan pagi, maka itu adalah musibah hahaha, dengan begitu kami pasrah menunggu sampai Feri datang.
Pukul 10:00 WIB kami bergegas berangkat dengan dua motor untuk berwisata alam, kami memutuskan untuk pergi ke Curug Cikaracak yang ada di desa Cinagara, menurut penjelasan Dani, untuk menuju curug cikaracak kita harus siap fisik dan mental karena perjalan cukup sulit, Dani bilang kita akan menyebrang sungai dan masuk hutan, maka dari itu saya sangat bersemangat, sebab saya benar-benar menyukai hal yang bertema adventure, hal seperti itu sangat memberi kepuasan bagi pikiran dan batin saya, juga selalu ada pelajaran dari setiap perjalanannya.

Perjalanan kami dari Ciawi menuju arah Sukabumi cukup lancar, meskipun jalanan padat dengan kendaraan besar, namun tidak macet, saat kami hampir sampai menuju gang cisempur kami dikejutkan dengan adanya razia kendaraan, kamipun berhenti dan putar balik arah sebab Dani dan Rendra tidak menggunakan helm haha, dengan begitu perjalanan sedikit terhambat, kami mencoba mencari jalan alternatif menujua desa cinagara, kami sempat tidak bisa menemukan jalan yang kami cari, kami coba bertanya kepada seorang adak kecil yang berumur sekitar 10 tahun, dia memberi tau kami jalan menuju Cinagara, tetapi kami dikejutkan lagi dengan jalur yang agak sulit, sebab kami harus melewati jalan diantara sawah-sawah, dengan hati-hati kami melewati jalur itu dan akhirnya sampai di Cinagara.
Untuk berwisata ke curug Cikaracak tidak di kenakan biaya, kita hanya diharuskan membayar parkir motor saja, untuk satu motor dikenakan biaya parkir Rp.5000.
Perjalanan pertama kita harus melewati permukiman warga, tidak jauh dari situ kita akan dihadapkan dengan jalur persawahan, pemandangannya sangat bagus, di sebelah kiri terdapat sungai yang sangat jernih, membuat kami tidak sabar ingin sengera berendam, di sebelah kanan adalah sawah yang baru di tanami padi. Kami menargetkan waktu perjalanan menuju curug paling lama satu jam, dengan begitu kami melangkah agak cepat, walau begitu kami tidak lupa mengabadikan momen menarik itu.




Jika sudah sampai plang selamat datang, sebaiknya kita mengganti pakaian, pakai saja pakaian yang sudah dipersiapkan untuk mandi di curug nanti, sebab mulai dari situ kita akan memasuki hutan kawasan gunung gede pangrango dan melewati sungai-sungainya, kamipun bergegas mempersiapkan diri, dalam perjalanan tidak sedikit jalan yang rusak karena longsor, maka harus berhati-hati dalam melangkah.


Perjalanan menuju curug sangat menyenangkan, kita disuguhi pemandangan tebing-tebing memukau yang menjulang gagah disertai tumbuhan liar disekitarnya.


Setelah itu kami harus melewati sungai, sungainya tidak terlalu dalam, paling dalam sekitar 1 meter saja, arusnya pun tidak deras, kita bisa berpijak pada batu-batu yang ada untuk melewati sungai, namun tetap harus berhati-hati karena batu-batunya licin, saya sempat terpleset saat menyebrangi sungai pertama, karena batu yang dipijak licin dan itu membuat saya basah kuyup.




Semakin jauh perjalanan semakin seru menelusup kedalam hutan, usahakan tetap memakai sepatu karena tidak sedikit ranting tajam bisa menyayat bagian kaki. Setelah melewati beberapa sungai kami menemukan curug kecil yang memukau, pancaran cahaya menelusup kebawah seirama dengan terjunnya air yang tidak begitu deras dan menimbulkan suara gemericik bak hujan di musim kemarau hahaha.



Sampai di curug utama, kami dikejutkan dengan hempasan embun berangin akibat derasnya air terjun yang besar dan gagah di depan kami, di sebelah kanannya terdapat curug yang lebih kecil, dengan segera saya mengeluarkan cover bag agar tas saya tidak basah, Dani, Feri dan Rendra langsung menuju air tenjun besar, mereka terlihat sangat bersemangat, sedangkan saya masih sibuk bersiap-siap. Untuk mencapai kesana tidaklah mudah, kita harus memanjat bebatuan yang licin dan kayu bekas pohon tumbang yang bisa dijadikan tempat berpijak, juga tidak jarang harus melawan arus aliran air curug, konsentrasi harus di jaga, sebab jika terpeleset bisa tergelincir menghantam bebatuan besar, saya melihat Feri dan Dani sudah sampai atas, sedangkan Rendra masih berusaha menuju atas, mereka segera membujuk saya, dan sayapun memberanikan diri menuju kesana, semakin dekat air terjun besar itu semakin terasa hempasan angin kencang disertai percikan air dari curug besar, sampai disana harus berhati-hati, karena air terjun sangat deras, sesampai di atas saya berendam sebentar dan menikmati pemandangan air terjun yang gagah itu.







Setelah puas kami kembali ke bawah, mencari lahan untuk beristirahat dan memakan bekal makanan yang kami persiapkan, curug ini cukup bersih, tidak banyak sampah seperti curug-curug yang sudah biasa menjadi obyek wisata, curug ini jarang sekali di kunjungi orang-orang, mungkin karena tracknya cukup sulit, saya justru berharap curug ini tetap seperti ini karena tracknya sangat sesuai dengan selera para pecinta alam, dan juga dengan begitu kondisinya tetap natural, jika hendak berfoto usahakan kamera atau hp memakai pelindung khusus, sebab hempasan embun bisa membuat perangkat menjadi basah.
Setelah puas bermain di curug kamipun kembali turun, di tengah perjalanan saya sempat mengalami keram kaki, kondisi tersebut dikarenakan kaki yang terus basah kedinginan, kamipun harus berhenti sejenak guna meredakan keram kaki yang saya alami.



Sampai di bawah kami mandi di sungai yang jernih sekali, setelah itu menggati pakaian basah lalu beristirahat di warung dekat sawah dengan menikmati kopi panas dan pop mie.
Perjalanan ini memberi saya kepuasan batin dan pikiran, banyak orang menyambut ujian sekolah dengan berbagai cara, dan saya menggunakan cara seperti ini agar batin dan pikiran saya kembali fresh, dengan begitu saya siap menyambut ujian dengan senang hati hehehe.

Oh ya, perihal bolos, mohon jangan ditiru. :)




No comments:

Post a Comment

 
Support by Blog &
Member of Kopizine and Loenpia.net