Name

Email *

Message *

Goal Penentu



oleh : Iqbal Elhakim

Dinding kamar aku tempel poster-poster para pemain sepak bola dunia, asik dengan pose mereka menggiring bola dan selebrasi, ada satu poster yang paling kusukai, ukurannya paling besar diantara poster-poster yang lainnya, poster itu menampilkan sosok pemain bintang asal negeri pizza Italia, ia adalah Alessandro Del Piero.
Aku mengenal sepak bola saat naik kelas lima sekolah dasar, pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan adalah pelajaran yang paling disukai para murid SD di sekolahku, mulai dari kelas satu sampai kelas enam, hal yang menyenangkan dari pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan ialah saat dimana para murid mendongak keatas bebas lepas memandang langit biru, dan menikmati hembusan angin yang membelai lembut, hal yang berbeda dengan saat di dalam kelas yang membatasi ruang pandang dengan langit-langit putih kotak-kotak, serta dihiasi lukisan abstrak akibat tampias air hujan. Saat naik kelas lima, setiap murid dibagi kedalam dua kelas baru, kelas A dan kelas B, kelas A di peruntukan bagi murid-murid yang mendapat nilai pelajaran tinggi dan nilai sikap yang baik, sedangkan kelas B di peruntukan bagi murid-murid yang mendapat nilai pelajaran cukup, dan nilai sikap yang cukup baik. Aku masuk kedalam golongan murid kelas A, kelas A disebut-sebut sebagai kelas unggulan, rasanya bangga sekali bisa masuk kedalam golongan murid-murid yang di unggulkan, tetapi aku tidak bisa senang dulu, sebab perjuangan akan begitu berat untuk mempertahankan posisi di kelas 5A hingga naik kelas 6A yang akan kembali diseleksi dengan hasil nilai rapotnya.
Saat pelajaran jasmani, kelas A dan kelas B selalu disatukan di satu lapangan hijau, aku bisa bercengkrama sejenak dengan teman-teman lamaku di kelas empat, walaupun kelas A adalah kelas unggulan tetapi pada pelajaran jasmani kenyataannya kelas B menjadi sosok yang lebih unggul, dan selalu menang dalam pertandingan persahabatan dengan kelas A dalam bidang olahraga tertentu seperti sepak bola, bulu tangkis, dan tenis meja. Di kelas A aku memilih menjadi bagian dari tim sepak bola, sebelumnya aku sempat di tugaskan untuk masuk tim senam SKJ, karena saat kelas empat aku tercatat sebagai anggota tim senam yang ikut lomba di pemda kota dan berhasil mendapat juara dua untuk sekolahku, prestasi yang cukup membanggakan, tetapi aku mulai minder, karena anak laki-laki di sekolah maupun di komplekku hampir semua bermain sepak bola dan tidak jarang mereka bilang bahwa olahraga senam itu untuk perempuan.
Saat kelas lima SD, setiap hari sabtu malam aku dan teman-teman komplekku main kerumah salah satu dari temanku, kami biasa menyebut acara itu dengan kata ‘’nginep’’, ritualnya bermacam-macam, mulai dari ngobrol, main sega, dan nonton sepak bola liga Italia, saat itu tahun 2000 salah satu club sepak bola liga Italia bernama Juventus menjadi club papan atas Eropa, pertandingan Juventus selalu di siarkan di tv karena kepopulerannya, setiap sabtu malam pukul 08:30 WIB salah satu televisi swasta menyiarkan liga Italia dan yang di siarkan selalu pertandingan Juventus, karena Juventus sering menang akhirnya akupun mulai tertarik dengan club sepak bola asal negeri pizza itu. Di Juventus terdapat banyak pemain bintang sepak bola eropa dari berbagai negara, diantaranya ada Zinedine Zidane dari Perancis, Edgar Davids dari Belanda, dan Alessandro Del Piero dari Italia, diantara pemain juventus yang sering membuat goal ialah Alessandro Del Piero, otomatis akupun mulai mengidolakannya.
Pagi itu, Matahari memancarkan sinarnya yang terang, menelusup kedalam sela-sela jendela kamarku, burung-burung bernyanyi riang di atas pohon belimbing, angin berhembus lembut membelai pucuk-pucuk dedaunan, butiran embun menggelinding jatuh ketangkai muda di bawahnya, tidak lama tersentuh sinar matahari lalu menguap di udara. Aku sibuk mempersiapkan buku pelajaran hari sabtu, setelah selesai aku sarapan dengan segelas susu dan dua butir telur rebus, dan itu hanya khusus pada hari senin dan sabtu saja, sebab hari senin itu aku harus upacara, dan pada hari sabtu pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan, selain hari senin dan sabtu aku hanya sarapan lontong berisi oncom lengkap dengan gorengannya. Sabtu lalu Ibu guru berpesan bahwa akan ada pertandingan sepak bola persahabatan antara kelas A bertanding melawan kelas B untuk yang kesekian kalinya, selama caturwulan satu dan dua kelas A selalu kalah pada pertandingan persahabatan itu, saat itu aku adalah bagian dari penghangat bangku cadangan dan hanya di beri kesempatan bermain sebentar saja, tetapi seiring waktu berjalan perkembangan bermain sepak bolaku meningkat, di komplek setiap sore aku ikut bermain sepak bola, sebagian teman-teman di komplek yang ikut bermain sepak bola ada yang sudah SMP, alhasil dengan bermain bersama yang lebih tua dan lebih hebat dariku, permainan sepak bolaku berkembang dan beradaptasi dengan permainan mereka.



Seperti biasa aku duduk manis di bangku cadangan, aku memakai kaos bola seragam Italia yang baru di belikan Ayahku dua hari lalu, di belakangnya terdapat nama Del Piero dengan nomor punggung sepuluh, pertandingan sudah berlangsung lebih dari separuh waktu, kedudukan sementara kelas A tertinggal 1-0 dari kelas B, aku mulai gerah dengan keadaan itu, ‘’masak Del piero cadangan!’’ gerutuku kesal dalam hati, tidak lama Ibu guru memanggilku dan memasukanku ke lapangan untuk mengganti temanku yang sudah kelelahan, Ibu guru memberi tau bahwa posisiku sebagai sayap kanan, dengan sigap aku mengangguk semangat.
Pertandingan berlangsung ketat, kedua kubu saling serang, aku berada di sayap kiri lapangan area pertahanan kelas B, seorang teman memberiku umpan dari tengah lapangan, kemudian aku menerima dan menggiring bola itu, kulihat ke area kotak pinalti kelas B ada temanku yang bebas tanpa kawalan, tidak pikirlama akupun melambungkan umpan ke arah temanku yang bebas itu, dengan cepat dia menyambar bola yang ku umpan dan langsung menendangnya keras ke arah gawang kelas B, seorang kiper kelas B melompat dengan sigap untuk menepis bola itu, namun lompatan itu tak sampai meraih bola yang di tendang keras oleh temanku, bola menjaring di dalam gawang tepat di sebelah kiri kiper, dan merubah skor sementara menjadi imbang 1-1.
Pertandingan masih tersisa beberapa menit saja, aku dan teman-teman kelas A sangat bersemangat untuk membalikan kedudukan setelah terciptangan goal untuk kelas A. Di menit berikutnya kelas A mendapat tendangan sudut dan di ambil oleh temanku, akupun segera bersiap di area kotak pinalti kelas B, berharap bola mengarah kearahku dan aku dapat menyundul bola itu kearah gawang lawan.
Umpan lambung dari tendangan sudut mengarah ke kotak pinalti, semua pasang mata para pemain mengarah pada bola yang masih melambung itu, aku memperhatikan arah bola beserta ketinggiannya, perkiraanku mengakatan bola akan mendarat lebih jauh kebelakang dari posisiku, yang sedang berdesakan dengan yang lainnya, segera aku mengambil posisi itu, beberap pemain berusaha melompat untuk meraih bola itu dengan sundulan kemungkinan akan dapat di sundul antara temanku dan pemain kelas B yang terus menghimpitnya, namun diluar dugaan, bola hanya memoles di antara ubun-ubun mereka lalu bola itu mengarah kearahku, dengan sigap aku tahan bola itu dengan dada dan langsung melepaskan tendangan ke arah gawang yang kosong, lalu bola melesak dan menjaring sempurna di dalam gawang, kiper lawan tidak berkutik karena tidak menduga bola akan mengarah kearahku, sehingga Ia tidak siap menghalau bola dalam posisi yang salah, kemudian dalam sepersekian detik setelah goal itu aku sempat tidak percaya bisa membuat goal, kemudian aku sadar dan berlari untuk selebrasi seperti Del Piero, teman-teman di belakang mengejarku, sambil bersorak riang gembira, beberapa teman dari bangku cadangan ikut merayakan, semua pemain kelas A sudah sangat yakin akan kemenangan, sebab goal itu mengubah kedudukan menjadi 2-1 untuk Kelas A dan pertandingan akan segera berakhir dalam beberapa menit saja.
Waktu tersisa hanya lima menit, kelas B terus menyerang di sisa waktu pertandingan, namun kelas A membangun pertahanan yang kuat, akupun sebagai sayap kiri mengambil posisi di area kanan pertahanan kelas A, tidak jarang jatuh bangun menahan hadangan lawan, setelah berusaha keras dalam bertahan tidak lama suara pluit melengking panjang menandakan berakhirnya pertandingan, semua pemain saling bersalaman untuk meredakan ketegangan yang sebelumnya berlangsung saat pertandingan, aku sangat bersemangat sebab banyak pujian mengalir baik dari temanku maupun kubu lawan.

Bogor, 18 April 2015.



No comments:

Post a Comment

 
Support by Blog &
Member of Kopizine and Loenpia.net