Name

Email *

Message *

Kegagalan dan Asumsi Kita



Hidup modern manusia ditandai dengan satu ciri, yakni ketakutan. Disatu sisi mereka hidup menata masa depan, mereka takut masa depan mereka kacau dan hidup mereka pun kacau, Disisi lain mereka takut akan masa lalu, karena telah melakukan sesuatu yang mereka sesali.
Kegagalan adalah suatu kondisi dimana seseorang harus berpikir lebih untuk mewujudkan keinginan disamping kenyataan yang terjadi diluar perkiraanya. kegagagalan merupakan titik lelah manusia akan ambisinya, dan itu tidak lepas dari skenario Tuhan pemilik skenario terbaik dalam setiap kehidupan manusia. kegagalan merupakan sebuah rahmat Tuhan sebagai perbedaan antara satu orang dengan yang lainya.

ilustrasi sederhana, ketika dua sarjana hukum melamar pekerjaan disatu perusahaan yang sama, kemudian salah satu dari mereka di terima dan mendapat posisi di perusahaan yang mereka lamar dan satu lagi tereliminasi, namun di dalam ruang dan waktu yang berbeda, sarjana yang tereliminasi itu kemudian berhasil mendapatkan tempat bekerja di perusahaan lain yang lebih baik dari perusahaan yang Ia lamar sebelumnya. Pertanyaannya apakah sarjana yang sebelumnya tereliminasi itu gagal, sedangkan Ia telah mendapatkan tempat berkerja yang lebih baik dari perusahaan yang dilamar sebelumnya dan Ia di tolak?.
Inilah ilustrasi sederhana, seperti sidik jari manusia, Tuhan menciptakannya berbeda-beda, tidak ada yang sama persis, namun tetap saja sidik jari yang fungsinya sama.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. : Al-Insyirah ayat :5)

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. : Al-Insyirah ayat :6)

Seseorang perlu mengkaji ulang semua proses pencapaian keinginannya agar lebih matang, dan mendapati momen yang tepat untuk merenungkan kembali tujuan awal, melihat sekeliling lalu mencari alasan untuk memutuskan mengapa seseorang tidak boleh menyerah, waktu paling tepat untuk itu ialah saat yang banyak orang asumsikan sebagai bagian akhir yang melahirkan ketakutan dan menciptakan frustasi yaitu ; kegagalan.

Asumsi banyak orang tentang kegagalan sebagai sebuah kemalangan membuat esensi kegagalan sebagai rangsangan bepikir untuk berkembang menjadi buyar, dan itu melahirkan rasa takut yang membuat pikiran kacau, pertimbangan menjadi kacau, banyak keputusan dibuat dengan kekacauan pikiran dan keputusan itu justru menciptakan kekacauan yang lebih besar, rasa takut mengaburkan kejernihan berpikir dan memperbesar masalah yang sudah ada sebelumnya.
Kegagalan adalah hal yang tidak bisa dihindari karena itu mutlak bagian dari hidup manusia, dan manusia hanya bisa merencanakan agar terhindar dari kegagalan itu, namun banyak orang tidak paham bahwa kegagalan itu menciptakan banyak hal baru yang lebih baik, pilihan-pilihan baru, yang mungkin tanpa kegagalan kita tidak akan pernah menemuinya.

“Orang cerdas berdiri dalam gelap, sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain. Mereka yang tidak dipahami oleh lingkungannya, terperangkap dalam kegelapan itu. Orang yang tidak cerdas hidup di dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai batas batas lingkaran cahaya senter itu.” 
― Andrea Hirata

Banyak tokoh-tokoh ilmuan dunia mengatakan bahwa mereka mengalami banyak kegagalan selama proses pencapaian dari keberhasilan yang telah mereka capai, namun mereka sadar akan esensi sebuah kegagalan itu, dan tidak berhenti berpikir, melangkah dan semangat, yang pada akhirnya kegagalan ternyata merupakan bagian-bagian keberhasilan yang bermetamorfosis menjadi keberhasilan mutlak sesuai dengan yang mereka inginkan.

Roda dekontruksi yakni kemampuan untuk menunda dan memecah kepastian hidup harus bergulir untuk memecah asumsi banyak orang tentang kegagalan.


Iqbal Elhakim. Kantor, Bogor, 2015.





No comments:

Post a Comment

 
Support by Blog &
Member of Kopizine and Loenpia.net